Untuk menilai baik atau buruknya suatu kaum maka lihatlah para
wanitanya, jika wanitanya baik,maka dapat dipastikan kaum tersebut
adalah generasi yang baik, begitu pula sebaliknya jika wanita suatu kaum
itu buruk maka buruk pulalah generasitersebut.
Wanita
adalah tiang Negara, ungkapan ini sangat akrab ditelinga kita, namun
sayangnya kita tidak tahu makna yang terkandung didalamnya. Ibarat
sebuah tiang, wanita merupakan penyangga bagi tegaknya sebuah masyarakat
atau negara. Ini berarti keberadaan kaum wanita baik dan buruknya, sangat
menentukan eksistidaknya sebuah generasi masyarakat atau negara, karena
wanita, terutama dalam kedudukannya sebagai ibu, berperan sangat penting
dalam membentuk dan membangun sosok suatu generasi.
Itulah sebabnya Rasulullah sallallahu alaihi wa salllam, menjanjikan para
orang tua yang mampu mendidik dan mengasuh beberapa anak perempuannya
dengan baik, dengan kebaikan dan pahala yang banyak, sebagaimana
dalam sabdanya:
“Siapa yang memeliharadua anak perempuan hingga
keduanya mencapai usia baligh maka orang tersebut akan datang pada hari
kiamat dalam keadaan aku dan dia seperti dua jari ini.”Beliau
menggabungkan jari-jemarinya." (HR. Muslim no. 6638 dari Anas bin
Malikradhiyallahu ‘anhu).
Maka dari itu, untuk
menciptakan generasi Rabbani yang unggul, maka kita harus
memulainya dengan memperbaiki para wanitanya. Hal ini disebabkan karena
wanita merupakan pendidik pertama dan utama dalam sebuah keluarga. Wajar jika dalam pandangan Islam, sosok Ibu diposisikan sebagai figur sentral pendidikan dengan menjadikannya sebagai madrasah al-ula (madrasahpertama) bagi anak, karena ditangan wanita inilah akan muncul generasi rabbani yang unggul.
Sebaliknya, jika kita tidak memberikan perhatian yang lebih terhadap
para wanita, maka akan ada orang yang memanfaatkan posisi penting wanita,
untuk menghancurkan generasi kita yang akan datang. Meraka
akan menggunakan berbagai cara untuk menanamkan pemikiran-pemikiran yang
rancu danjauh dari nilai-nilai ajaran Islam pada wanita-wanita kita agar
pemikiran-pemikiran tersebut diturunkan pada generasi selanjutnya. Maka
jadilah generasi selanjutnya terdidik oleh para ibu yang sekuler, hedonis
dan materialistis yang hanya mementingkan kehidupan dunia, mereka lebih
suka mengadopsi pemikiran-pemikiran yang bersumber dari paham sekuler
daripada menjadikan Islam sebagai standar berfikir dan berprilaku.
Dengan kondisi yang demikian, maka wajarlah jika kita memberikan
perhatian yang lebih untuk mendidik dan memperbaiki wanita.
Karena di tangan merekalah akan lahir generasi yang baik dan buruknya,
tergantung bagaimana kita mendidik para wanita tersebut. Jika kita
berhasil mendiddik mereka maka akan lahir generasi rabbani yang
memperjuangkan nilai-nilai ajaran Islam. Sebaliknya, jika kita gagal
mendidik mereka, maka akan lahir generasi yang bukan saja tidak tahu akan
ajaran Islam, tetapi juga generasi yang berusaha menghancurkan Islam itu
sendiri.
3 komentar:
dan siapakah yang patutu dihormati, Rasul menjawab ibu, ibu. ibu tiga kali lalu bapak
ya, ibu adalah guru yang paling baik.
Terima kasih hai penulis
Posting Komentar